Merasa sedih
saat membaca berita hari ini. Sebenarnya berita ini sudah Nurul baca beberapa hari yang lalu, tapi hari ini ada berita sambungan yang bikin Nurul berulang kali mengucap 'astagfirullah'.
Mungkin beritanya memang sudah familiar, tentang seorang guru berusia 45 tahun yang mencubit seorang siswa karena siswa ini enggan shalat berjamaah. Siswa ini lalu melaporkan perbuatan gurunya tersebut pada ayahnya yang katanya sih merupakan seorang anggota TNI-AD.
Sang ayah pun melaporkan guru tersebut ke pihak yang berwajib karena merasa keberatan anaknya telah "dianiaya" akibat dari laporan ini sang guru pun harus menjalani sidang atas tuduhan penyiksaan terhadap anak didik.
Alhamdulillah, Nurul masih merasakan suasana takut guru dan tidak seenaknya. Dan menganggap semua guru Nurul adalah orangtua pengganti saat di sekolah. Dan tidak jarang banyak guru killer yang akan menghukum muridnya jika tidak bisa menjawab pertanyaan atau melakukan kesalahan. Tapi tidak ada rasa telah dianiaya dan memerlukan polisi untuk turun tangan. Bukankah wajar jika orang tua menghukum anaknya jika anaknya melakukan kesalahan?
Pada zaman Nurul masih sekolah dulu, jika ada guru killer yang mencubit teman (alhamdulillah nurul belum pernah dicubit, anak baik, hehe), dan teman ini melaporkan kepada orang tua. Bukan orang tua yang akan lapor kepada pihak sekolah atau yang berwajib malah teman nurul ini bakal digebuk (dipukul) sama orang tuanya sendiri karena nakal dan tidak menyalahkan guru tersebut.
Tidak jarang juga beberapa orang tua pada zaman Nurul dulu termasuk orang tua Nurul sendiri yang menitipkan anaknya sambil berujar, "jewer aja, pak, bu, kalau anakny nakal." kata-kata pemungkas ini menjadi jalan akan adanya kepercayaan orang tua pada guru yang akan selalu mengajarka kebenaran dan memberikan hak orang tua mereka pada guru di sekolah.
Berita ini membuat miris, Nurul terus terang sedih ada kasus seperti ini ditambah lagi berita yang Nurul baca hari ini menuliskan bahwa si anak yang merasa teraniaya ini malah asyik-asyik aja merokok padahal masih jauh di bawah umur.
Orang tua harusnya selektif tentang apa namanya penganiayaan, apakah jika seorang guru memukul atau menghukum anaknya sudah bisa langsung dikatakan penganiayaan? Tanpa mengetahui sebab perkaranya? Karena itulah islam yang indah ini mengajarkan kita untuk tabayyun (mengecek suatu hal) jangan asal judge, karena merasa siswa tersebut adalah anak sendiri lantas membelanya apapun yang terjadi. Ya, mungkin pengadilan dunia masih banyak kekurangan, penyuapan sana sini. Namun mampukah sang ayah menyelamatkan pengadilan tertinggi nanti di akhirat kelak? dimana tidak ada pengadilan yang lebih adil dibanding pengadilan nanti.
Wallahu 'alam..
No comments:
Post a Comment