Diary Ramadhan: Hari ke 10 (Tidur, ibadah?)





Alhamdulillah selama
ramadhan, terkadang Nurul bisa tidur siang. Padahal kalau hari biasa sama sekali tidak bisa kerena biasanya berefek sensasi vertigo di malam hari.

Sebagai pengajar bimbel, Nurul bisa mengecap libur lebih lama apalagi hanya sebagai tutor pembantu jadi tidak disibukkan dengan kegiatan lain, sehingga praktis sepertinya ramadhan ini full 1 bulan libur. Senang atau tidak ya. Senang bisa focus dalam amalan yaumiah tapi tidak senang juga karena bosan di rumah.

Membahas tidur siang, apakah tidur siang merupakan ibadah di bulan ramadhan?
Jawabannya bisa saja iya dan tidak. Iya jika memang orang yang berpuasa ini tertidur karena tidak memiliki kegiatan yang lebih bermanfaat dan dapat menjauhkan dirinya dari maksiat misalnya menggosip atau membicarakan orang lain. 

Tidur tidak menjadi ibadah jika ternyata orang berpuasa tersebut berlebihan dalam tidur, misal setelah sahur tidur, setelah bangun sebentar tidur lagi, sehingga bisa disebut sebagai tidur sepanjang hari. Tidur ini tidak mendatangkan manfaat karena dapat membuat terlalainya waktu shalat, dan tidak membuat badan menjadi segar untuk melaksanakan ibadah di malam hari.

Sebenarnya ada hadits popular yang berbunyi, “tidurnya orang berpuasa adalah ibadah.” Tapi ternyata hadits ini tidak memiliki dasar yang kuat, sehingga beberapa perawi hadits mengatakan hadits ini dhaif. (silahkan dibenarkan jika salah)

Jadi jika kita mememiliki kegiatan yang bermanfaat kenapa harus tidur?

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...