Tarawih berjamaah
sangat menyenangkan tapi sayang ada
kejadian lucu saat tarawih waktu itu, saat kita baru salam berakhirnya rakaat terbang serangga
yang bisa menyengat. Para akhwat yang sedang shalat waktu itu kontan sibuk
berlindung. Nurul tak ketinggalan ikut sembunyi di badan ummi, begitupun si
teteh ikutan sembunyi di badan ummi. Walau kami sudah bukan anak kecil lagi
tapi tetap saja jika terjadi sesuatu dan ketakutan selalu ummi yang nomer satu
bagi kami.
Happy banget hari ini udah bisa tadarrus dan tarawih bersama
teteh yang sudah selesai dari tamu bulanannya. Sesekali kami bercanda biar
tidak ngantuk. Sampai ibu-ibu yang hadir ikut tertawa kadang-kadang.
Nurul dan teteh punya nada tadarrus yang berbeda,
standar-standar aja sih soalnya kami terutama Nurul bukan orang pesantren yang
ahli dalam tadarrus Al-Quran (masih belajar), sehingga kadang nada kita terbawa
satu sama lain. Anehnya para ibu yang ikut tadarrus bersama kadang juga ikut
terpengaruhi nada kami.
Asyik mendengar nada tadarus. Nurul pribadi merasa nada
teteh itu nada tahsin yang jika di dengar itu sangat menenangkan. Nah, Nurul
sendiri kalo denger nada tadarrus sendiri rasa-rasanya begitu sedih dan mungkin
kurang menenangkan. Ya sudahlah namanya juga masih belajar, kalo kata Ummi mah
yang penting bacanya ga salah-salah.
Harus belajar tahu makna kalau mau menghayati bacaan Al-Quran.
No comments:
Post a Comment