Diary Ramadhan: Hari ke 8 (The best mom ever)




Seharian badan lemas, bukan
karena berpuasa tapi pengaruh obat betahistine dan Dramamine. Apalagi nih Dramamine ini punya fungsi yang sama seperti antimo untuk membuat mata dan badan mengantuk dan lemas karena memiliki kandungan obat tidur yang kuat. Apa boleh buat daripada vertigo nya mengganggu.

Alhamdulillah karena obat tersebut juga jadi bias tidur walau tidak senyenyak kalo lagi sehat. Segalapun harus disyukuri. Ada kalimat bagus dari novel yang sedang Nurul baca, nurul kutip ya. “Tetapi jika terus memikirkan penyakit, dia akan kehilangan kemampuan mensyukuri begitu banyak hal manis. Deret kebaikan Allah yang menyapanya detik demi detik.”

Kalimat itu membuat Nurul tertohok dan evaluasi diri lagi, Masya Allah begitu banyak nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepada Nurul dan apakah Nurul akan mendustakan nikmat itu hanya karena penyakit yang sudah pasti menjadi jalan bagi gugurnya dosa Nurul. 

Astagfirullah, tidak akan mungkin terhitung banyaknya nikmat yang Allah berikan, penglihatan, pendengaran, rasa, dan iman. Iman sesuatu yang harus paling disyukuri.

Ketika vertigo kambuh, Nurul sering memeluk Ummi dan menangis walau hanya sedikit, selalu berkata lelah, kapan penyakit ini hilang, dan pergi untuk selamanya. Ummi yang begitu bijak selalu menenangkan. Malam ini ada tetangga yang meninggal setelah lama berjibaku dengan kanker yang dimilikinya. Itu yang terbaik, ketika seseorang meninggal mungkin Allah telah menyuci nya sempurna untuk dapat masuk ke jannahnya dengan lapang, pun juga untuk keluarga yang ditinggalkan untuk melepaskan beban yang selama ini ditanggung.

“Ummi maaf ya, ayi jadi beban Ummi karena sering sakit.” Kata Nurul malam itu.
Ummi tersenyum penuh arti dan menjawab, “kita control lagi ke dokter ya nanti setelah khatam tadarrus shubuh.”

Nurul terdiam, sudah tak tega diantar ummi setiap ke rumah sakit karena Nurul tau sendiri Ummi juga tidak dalam keadaan sehat, sakit lutut yang di derita kadang sangat mengganggu sehingga kadang kami duduk dulu di pinggir jalan saat ummi merasa tak lagi mampu berjalan.

Hah, syukur… Syukur yang terlupa, ketika Nurul memiliki Ummi luar biasa yang selalu menerima anaknya apa adanya. Tidak mengeluh ketika sang anak yang cum laude lebih sering dirumah di banding bekerja kantoran atau menghasilkan pundi uang untuk dirinya. Yang selalu mengingatkan ketika sang anak itu rapuh dan selalu memberi semangat. Tak pernah marah, tak pernah sekalipun memukul sejak kecil.

I love u, Ummi.. you are the best mom for me..


No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...