Jilbab? Antara kewajiban dan kesiapan . . .

Jilbab, Hijab, atau kerudung
. . . hmmm . . . ada nama lain? Zaman Nurul dulu sih kerudung istilahnya tapi di zaman sekarang lebih terkenal istilah hijab kali ya? Oke sebelum cuap-cuap tentang yang berkaitan dengan judul. Nurul mau berbagi kisah sedikit tentang awal pertama menggunakan kerudung.

Nurul diperkenalkan memakai kerudung ketika menginjak kelas 5 SD. Sebenernya sih cukup telat karena kakak memakai kerudung saat kelas 4 SD bahkan kakak yang satu lagi dari semenjak usia pra sekolah karena dia mondok di pesantren. Apa yang Nurul pikirkan saat Ummi n Apa menyuruh memakai kerudung. Namanya masih bocah, Nurul sih asyik-asyik aja dan senang tiada tara (lebay) tau ngga kenapa? Karena berarti bakal dibeliin barang baru ya so pasti dibeliin beberapa jilbab putih untuk ke sekolah. Untuk memikirkan kewajiban dan segala konsekuensi sama sekali ngga ada dipikiran Nurul saat itu, maklum lah ya masih bocah. 

Ada kejadian menarik saat itu. Nurul inget banget pertama kali memakai kerudung bersama seorang sahabat dengan nama yang sama, hari itu adalah hari pertama masuk sekolah di kelas lima. Semua teman kaget dengan perubahan kita berdua. Yah, maklum saja kalo dulu anak SD pake kerudung itu cukup aneh karena ngga adanya seragam yang khusus diperuntukkan bagi siswi berkerudung. Kita waktu itu pakai rok kebesaran agar bisa jatoh jauh dibawah lutut, sisanya kita tutupin sama kaos kaki yang panjang. Bayangin sendiri deh gimana lucu dan rempongnya. Mungkin karena itulah wali kelas, meminta kami untuk tidak memakai kerudung selama pelajaran dan memakainya kembali saat akan pulang. Namanya bocah ya kita nurut aja sampai ketauan sama orang tua dan akhirnya orang tua yang meminta pihak sekolah untuk membolehkan kita memakai jilbab saat kegiatan belajar mengajar.

Saat SD, sejujurnya Nurul agak lepas pasang sama kerudung. Setiap keluar pasti pake kerudung. Tapi kalo lagi di halaman rumah padahal itu halaman keliatan dari mana-mana, Nurul ga pernah pake kerudung. Ummi masih tak melarang dengan keras karena toh Nurul belum baligh. Menginjak SMP Nurul mendapat banyak masukan dan inspirasi dari orang sekitar dan mulai membiasakan diri untuk memakai kerudung jika ada tamu pria walaupun kalo ada sepupu laki-laki masih ga pake (jangan ditiru). Memakai kerudung dengan benar dan selayaknya saat menginjak kelas 3 SMP dan semakin mantap sampai SMA. Bahkan setelah baligh jika sampai ada pria non-muhrim yang tanpa sengaja melihat tanpa kerudung pasti bawaannya kesal dan marah. Di masa SMA ini Nurul banyak belajar karena masuk organisasi DKM dan mulai membatasi interaksi dengan lawan jenis. Yah ga asal salam sama lawan jenis deh. hehe . . . Ceritanya hijrah...

Hoih . . . kepanjangan ceritanya . . . Pada intinya dari pengalaman Nurul itu, Nurul berubah lebih baik dari memakai kerudung. Walau kerudung itu Nurul pakai pertama kali karena permintaan orang tua untuk mengenal dan belajar tentang kerudung.



Oke apakah ada dalil atau landasan hukum jika wanita muslimah harus memakai Jilbab/kerudung/hijab?

"Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka dan ….(QS. An-Nur : 31)"

Ayat yang sering denger kan? Sering disebut kan? Udah ga aneh lagi? Betul lalu apa alasan mu untuk tak mengenakan jilbab? Ini merupakan perintah Allah lho! Kamu bilang islam, muslimah tapi ga berjilbab. Padahal jika mengaku seorang muslimah maka jilbab adalah sebuah kewajiban.

Yang penting kan hijabin dulu hatinya ntar baru hijab aslinya!
Lho, sista . . . mau sampai kapan? Percaya deh tutup dulu auratnya dan jilbab bakal bantu kamu menjadi muslimah yang lebih baik. Bukan hanya hati yang ber 'hijab' tapi perilaku juga akan menjadi baik. Kenapa? Karena jilbab akan membuatmu malu untuk melakukan hal yang dzalim atau dosa.

Ga usah maksa-maksa deh, aku kan belum siap!
Lho, bukan paksaan manusia lho tapi perintah Allah. Jika perintah Allah saja engkau abaikan maka jangan menyesal jika di hari perhitungan nanti Allah yang mengabaikan mu.

Iya nanti pake jilbab kalo udah nikah, udah tua!
Lho? Yakin besok, sejam kemudian, semenit kemudian kita masih Allah berikan kehidupan.

Ih kezel, yaudah loe kira gampang pake jilbab. Perlu modal tahu. Beli jilbab, baju, terus baju yang lama kemanain?
Jangan mencari alasan pembenaran untuk menundamu berjilbab. Ingat jalan akan terbuka jika ada niat. Harga jilbab tak mahal kok, nonton aja sekali ke bioskop udah bisa beli dua jilbab. Gak ada baju? Jangan khawatir baju lama mu masih bisa kamu pakai asal panjang, tak menerawang dan ngetat. Kalo bajumu pendek masih bisa dirombak dengan menambahkan sedkit kain. Jika kamu benar-benar tak memiliki uang sedikitpun tapi niat berjilbab, coba kamu hubungin temen kamu yang udah berjilbab dan bicarakan niatmu. Sangat yakin jika teman mu itu akan sukarela memberikan beberapa baju dan jilbabnya untukmu. trust me . .

Pada intinya jika kamu udah niat berjilbab jangan tunda lagi karena penyesalan tak akan datang diawal, kalo diawal namanya pendaftaran. Hehehe . . .

Percaya sama Allah, maka Allah akan memberikanmu yang terbaik. Takut karena ga ada pekerjaan tenang yakin Allah menggantinya dengan yang lebih baik. Takut ditinggal pacar. Pacar yang tidak mendukung keinginan mu berjilbab berarti tak menginginkan kebaikan pada dirimu. Dilarang suami? surga istri ada di suami, namun istri wajib patuh hanya saat perintahnya tak bertentangan dengan perintah Allah. Ayok masalah apalagi yang bikin kamu ragu berjilbab?

Kuatkan hatimu dan lakukan sekarang. Sambil teriak Bismillah, istiqomah!!!

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...