Ultah Ummi 8 September 2018 (55 tahun)




Pada dasarnya
Nurul tau kok ulang tahun bukanlah sesuatu yang dirayakan oleh orang muslim. Namun sejak dulu Apa (Ayah) selalu mengajarkan untuk tak pernah menganggap sesuatu "salah" dari satu sisi pun ketika dulu Nurul menanyakan tentang perihal tahlil. Nurul jelas tahu ngga ada ada tuh acara bikin kue dikasih lilin terus sebelum tiup lilin "make a wish" dulu. Namun momen ulang tahun di keluarga Nurul dianggap momen untuk saling mengingatkan bahwa usia kita setiap hari berkurang di dunia ini dan kematian bisa dengan mudah menghampiri kita kapan saja. Selain menjadi ajang pengingat kematian, ulang tahun juga jadi ajang kirim doa. Setidaknya itu yang selalu Nurul ingat ketika ada anggota keluarga yang ulang tahun.

Tanggal 8 September 2018 ini tepat Ummi ulang tahun yang ke 55. Tapi karena Ummi sedang mengunjungi nenek di Cianjur dan teteh lagi jalan-jalan ke Thailand kita geser acara keluarganya ke tanggal 9 September yaitu hari ahad kemarin. Ga ada yang istimewa sih, kita cuman kumpul makan bersama dan berdoa bareng. Biasanya kalo Ummi atau Apa yang ulangtahun kita biasa makan di luar, tapi kondisi Ummi lagi kurang sehat jadi kami memutuskan untuk membeli makanan dari luar dan makan bersama di rumah.

Walau ada banyak miskom sana sini dan menunggu kumpulnya semua orang cukup bikin gemes dan panas hati (hehe). Kami akhirnya berkumpul bersama, di momen itu Nurul memutarkan vidio yang sudah Nurul buat jauh-jauh hari plus ucapan selamat ulang tahun dari kakak-kakak Nurul. Ummi menangis melihat vidio itu dan bilang "bersyukur bahwa anak-anak Ummi semuanya shaleh-shalehah" (Aamiin) Ah, Ummi jika ummi tahu tangismu selalu membuat Nurul ingin ikut menangis juga.

Sebelum makan bersama, Apa (Ayah) memberikan sedikit sambutan dan wejangan sebelum ditutup dengan do'a. Kata-kata Apa sukses membuat Nurul menangis bombay (lebay nyaa). Ntah kenapa karena lagi mellow atau memang kata-katanya menyentuh hati Nurul, Nurul menduduk dalam tangis ketika Apa berbicara.

Apa mengatakan, jika kesuksesan dunia bukanlah yang Apa inginkan. Apa hanya ingin anak-anak (termasuk mantu tentunya) menjadi insan-insan yang shaleh-shalehah dan menggenggam kuat Al-Quran dan Hadits di hati kami.  Nurul juga sempat di mention kalo Apa tak pernah memaksa agar Nurul bisa bekerja di ranah pegawai negeri karena beratnya sumpah yang nanti diucapkan. Apa membebaskan pilihan hidup pada anaknya masing-masing agar hal utama tadi tak dilupakan. Barengi semua langkah kami dengan niat karena Allah. Tak lupa Apa mendoakan hal spesial agar Nurul segera punya jodoh (wkwkwk) Aamiin . .(kenceng pake toa mesjid, aamiin-nya ^^)

Itulah sekelumit kisah hari jadi Ummi kemarin, diwarnai aksi tunggu-tungguan dan miskom seperti biasa tapi bisa lancar seperti biasa. Sayang keluarga tidak berkumpul semua karena anak kaka lagi sakit dan A Imam yang tidak di Bandung. Tapi kami sempat vid-call.

Ya Rabb, hal ini adalah yang Nurul syukurin setelah nikmat iman dan islam. Semoga Engkau meridhoi setiap langkah kami agar tetap di jalan-Mu sehingga kami bisa kembali berkumpul di Surga-Mu. Aamiin . . .

Bandung, 10 September 2018
Sekelumit kisah Ulang tahun Ummi
^^

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...